Bidadari Lapangan Hijau di Grup B Liga 1 Putri 2019



Dia jadi pemain yang memecah dukungan tim tuan rumah Seri 1 Liga 1 Putri 2019, Aremania, tepatnya saat PSM menjalani pertandingan terakhir seri pertama melawan Arema di Lapangan Kusuma Agro Wisata, Batu.

Bagaimana bisa?

Magda, saapaan akrabnya main sejak menit awal. wajahnya yang cantik membuat Aremania yang hadir di tribune penonton terlena.

Saat dia menguasai bola, beberapa Aremania girang dan memberikan semangat. Apalagi posisinya sebagai penyerang sayap kanan dan membuatnya sangat dekat dengan tribune penonton.

Namun, pemain kelahiran Kalimantan Utara, 19 tahun lalu ini terlihat tetap fokus pada permainan.

“Saya sudah sering melihat suporter seperti itu. Tapi, kalau sudah di lapangan, saya fokusnya ke bola saja karena tujuan saya bermain sepak bola,” kata wanita yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Widya Gama, Mahakam, Samarinda, ini.

Magda jatuh cinta pada sepak bola sejak duduk di kelas 4 SD. Bermula saat dia melihat teman-teman pria asyik memainkan si kulit bundar. “Banyak yang bertanya siapa insipirasi saya dalam bermain bola. Tapi, saya tidak punya pemain favorit atau sosok yang menginspirasi karena suka saja dengan olahraga ini, dan saya menginspirasi diri sendiri untuk bisa berhasil jadi pemain bola. Meski, awalnya justru jadi pemain futsal,” jelasnya.

Awalnya, sang ibu khawatir dengan olahraga yang diguluti Magda. Perlahan tapi pasti, dia justru dapat dukungan. Apalagi sekarang sudah bergabung dengan tim PSM.

“Mama sempat khawatir. Takut kuliah saya terganggu dan lain-lain. Tapi, saya berusaha meyakinkannnya,” ungkapnya.

Untuk urusan asmara, Magda mengaku masih betah menjomblo. Meski banyak yang mendekati, dia belum berpikir pacaran. Perempuan berkulit putih ini khawatir jika punya kekasih, justru membuat fokusnya pada sepak bola terganggu.