[ad_1]
TURIN – Juventus mencatatkan prestasi luar biasa dalam tujuh musim terakhir. Dalam tujuh musim terakhir ini, Bianconeri –julukan Juventus – mendominasi Liga Italia dengan selalu keluar sebagai kampiun.
Akan tetapi, jika ditarik agak mundur menjadi 10 tahun terakhir, pencapaian Juventus agak tercoreng. Sebab, di musim 2009-2010 dan 2010-2011, Juventus mencatatkan performa yang buruk di kompetisi domestik.
Setelah finis di posisi dua Liga Italia 2008-2009, Juventus hanya finis di tangga ketujuh pada 2009-2010 dan 2010-2011. Bisa dibilang, kebangkitan Juventus bermula semenjak datangnya Andrea Agnelli pada musim panas 2010.
Status itu membuat dirinya tercatat sebagai orang keempat dengan nama belakang Agnelli yang menjabat sebagai presiden Juventus. Sekadar informasi, keluarga Agnelli memiliki sejarah panjang di masa-masa awal berdirinya Juventus.
Kemudian, di musim perdananya memimpin Juventus, Agnelli membawa CEO Sampdoria Giuseppe Marotta dan Fabio Paratici (Direktur Olahraga) ke Turin. Keputusan yang terhitung brilian, yang mana Marotta mampu menyehatkan keuangan Juventus.
BACA JUGA: Allegri: Juventus Enggan Remehkan Atalanta di Perempatfinal Coppa Italia
Selain itu, Marotta juga membantu Paratici perihal mendatangkan pemain-pemain top dengan harga miring. Benar, hasil kerja Agnelli, Marotta dan Paratici tidak langsung terlihat di musim perdana, yang mana mereka hanya finis di posisi tujuh Liga Italia 2010-2011.
Akan tetapi, setelahnya atau per musim 2011-2012, Juventus mulai mendominasi Liga Italia dan bertahan hingga kini. Setelah menjadi raja Liga Italia, target Juventus ialah membidik trofi Liga Champions.
Setelah hanya finis runner-up di Liga Champions 2014-2015 dan 2016-2017, musim 2018-2019 menjadi kesempatan emas bagi Juventus untuk berprestasi. Mereka semakin berpeluang mengangkat trofi si Kuping Besar, seiring kedatangan Cristiano Ronaldo ke Allianz Stadium pada bursa transfer musim panas 2018.
Di era Liga Champions (mulai 1992-1993), Ronaldo tercatat sebagai pesepakbola dengan trofi si Kuping Besar terbanyak, yakni lima gelar. Bahkan, jumlah gelar Ronaldo lebih banyak ketimbang Juventus yang baru mengemas dua trofi. Karena itu, kehadiran Ronaldo bukan tak mungkin akan membantu Juventus memenangi tofi Liga Champions ketiga mereka.
(Ram)
[ad_2]