Messi Lebih Pilih Juarai Liga Champions Bersama Barca ketimbang Raih Ballon dOr


BARCELONA – Lionel Messi menegaskan bahwa dirinya lebih menyukai membantu klubnya, yakni Barcelona, menjuarai Liga Champions ketimbang mendapatkan penghargaan individu, Ballon dOr. Terlebih, Messi sendiri sama sekali tak terobsesi akan penghargaan individu paling bergenggsi tersebut.

Sebagaimana diketahui hingga saat ini, Messi memang masih menjadi salah satu pemain terbaik di dunia. Bahkan Messi juga berstatus sebagai sosok unggulan untuk bisa meraih gelar individu Ballon dOr 2019, yang mana pemenangnya bakal diumumkan pada 3 Desember mendatang.

Lionel Messi

Status unggulan itu didapat Messi lantaran ia memang tampil luar biasa sepanjang musim lalu bersama Barca. Ya, pemain berjuluk La Pulga tersebut berhasil menorehkan 51 gol serta 22 assist dari 50 pertandingan di seluruh ajang bersama Barca.

Baca Juga: Messi Buat Lenglet Menderita Setiap Latihan

Untuk memenangkan Ballon dOR 2019, Messi bakal berjuang dengan rival abadinya, yakni Cristiano Ronaldo serta bek andalan Liverpool, yakni Virgil van Dijk. Meski memiliki peluang sangat besar untuk bisa menyabet gelar Ballon dOr keenam pada tahun ini, Messi tampaknya tak terlalu berambisi.

Bahkan kapten Timnas Argentina tersebut lebih memilih bisa membantu Barca menjuarai Liga Champions keenamnya pada musim ini, dibandingkan kembali meraih individu Ballon dOr.

“Penghargaan itu (Ballon dOr) merupakan sebuah pengakuan yang menyenangkan. Namun saya tidak pernah memprioritaskan penghargaan itu dalam karier saya,” jelas Messi, seperti dilaporkan oleh Sport, Kamis (10/10/2019).

Lionel Messi memamerkan gelar Ballon dOr miliknya

“Saya akan lebih kecewa jika menghabiskan beberapa tahun lagi tanpa trofi Liga Champions. Ini sudah lima tahun kami belum memenangkan trofi. Kekalahan kami melawan Liverpool merupakan kesalahan kami sendiri. Insiden itu terjadi setelah insiden Roma di musim sebelumnya,” lanjutnya.

Baca Juga: Messi Sempat Berpikir Neymar Akan Pindah ke Madrid

“Pada pertandingan melawan Liverpool memori Roma terulang kembali dan kami mengalami mental blok. Permainan kami menjadi semakin memburuk dan saya bisa bilang itu bukan salah pelatih kami,” tuntas pemain berusia 32 tahun tersebut.