Enam Pemain pilihan Piala Dunia 2018 yang Kualitasnya sempat diragukan di Klub namun dipercaya kembali di Tim Internasionalnya.
Sepanjang Piala Dunia musim panas ini bergulir ada pemain dengan karir klub yang tidak mendapat kepercayaan di tim yang di bela saat ini atau bisa dibilang telah kualitas yang sudah hilang dalam radar domestik , namun memiliki kepercayaan penuh dari manajer internasional mereka. Berikut adalah enam pemain yang dipilih untuk menggantikan pemain yang mungkin lebih bersinar dengan alasan yang cukup.
Renato Augusto (Brasil)
Fernandinho, Fabinho dan pemain baru Manchester United ‘Fred’ berjuang untuk mendapatkan tempat di lini tengah Brasil. Dimana Renato Augusto selalu dipilih oleh pelatih ‘Tite’ karena lebih cocok ditempatkan diposisi tersebut. Casemiro tetap memainkan peran lapangan tengah sementara Paulinho diberikan lisensi untuk maju untuk membantu serangan.
Brasil terlalu menderita di bawah Luiz Felipe Scolari terlihat hasil memalukan 1-7 atas jerman di Piala Dunia 2014 dan juga terlalu sedikit mendapatkan kebebasan bermain di bawah asuhan Dunga. Favorit Juara Piala Dunia ini tampaknya telah menemukan permainan mereka di bawah asuhan Tite. Augusto adalah Pemain kunci untuk penyeimbang lapangan tengah. Augusto tidak bermain di Eropa sejak meninggalkan Bayer Leverkusen pada tahun 2012, dan sekarang bermain untuk Beijing Guoan setelah empat tahun di Corinthians.
Danny Welbeck (Inggris)
Ada alasan mengapa Sir Alex Ferguson, Roy Hodgson dan Arsene Wenger senang dengan memainkan dan memberikan tempat bagi Welbeck di tim mereka. Pemain depan Arsenal memiliki rekor yang mengesankan bersama Timnas Inggris dengan raihan 15 gol dalam 34 penampilan. Tidak ada pemain di skuad Inggris yang memiliki lebih banyak gol internasional dari yang ia raih saat ini.
Southgate telah memilih pemain inti untuk piala dunia ini terutama di area penyerangan yang dapat menekan pertahanan lawan. Dalam tim yang dirancang untuk berkembang dalam sistem serangan, Welbeck pun masuk dalam strategi yang ia terapkan. Karena Welbeck mungkin lebih efektif melawan Jerman atau Brasil daripada Panama itulah paradoks Welbeck.
Florian Thauvin (Prancis)
Tidak ada tempat untuk Kinglsey Coman, Anthony Martial, Dimitri Payet atau Alexandre Lacazette di skuad Prancis, tetapi ada pemain yang pernah diejek sebagai salah satu pemain yang tidak berguna di Newcastle United. Selama Thauvin bermain untuk Marseille membuatnya tidak bisa diremehkan, setelah mencetak 22 gol dan 11 assist di Ligue 1. Pemain berusia 26 tahun itu telah matang sejak hengkang dari St James ‘Park.
Cara bermain Thauvin bisa dibilang seperti Mohamed Salah atau Arjen Robben dengan teknik khas yang dapat mengontrol bola melalui sisi sayap. Ousmane Dembele kemungkinan akan menjadi pilihan pertama Didier Deschamp dalam posisi ini, tetapi Thauvin memberikan opsi cadangan yang memungkinkan Prancis untuk mempertahankan permainan yang sama. seperti
Iago Aspas (Spanyol)
Pemain yang pernah memperkuat Liverpool ini saat ini sudah kembali kedalam Performa terbaiknya bersama klub masa kecilnya ‘Celta Vigo’. Dengan hanya Mengoleksi 14 Penampilan selama 2 tahun bersama Liverpool, kini ia kembali ke Celta Vigo dan membuktikan kemampuannya masih layak digunakan.
Penyerang yang energik dan saat ini sudah sering dipanggil ke skuad Spanyol untuk bermain bersama penyerang depan lainnya pemain seperti Alvaro Morata dan Juan Mata. Aspas mencetak 22 gol dalam 33 dimulai musim lalu dan mencetak gol pada debut Spanyol melawan Inggris. Pada usia 30 tahunnya saat ini akan memungkinkan Piala Dunia 2018 ini menjadi peluang terakhir Aspas untuk membela timnas spanyol .
Julian Brandt (Jerman)
Keputusan Jerman untuk mengabaikan Leroy Sane membuat fans Manchester City tampak kebingungan dan pemain sayap Bayer Leverkusen ‘Julian Brandt’ adalah pemain yang diberikan kesempatan untuk mengisi tempat tersebut. Hal tersebut menjadikan pertarungan ketat antara Leroy Sane dan Julian Brandt. Keduanya memiliki kualitas yang besar, keduanya bagus dalam duel satu lawan satu,” jelas pelatih kepala Joachim Low.
Kualitas Brandt dengan permainannya di Liga Jerman mungkin telah membuktikan perbedaan antara dua talenta yang bagus ini. Dia tampil dan unggul di Piala Konfederasi musim panas lalu sementara Sane absen karena operasi hidung. Sane juga menikmati musim fantastis bermain dalam peran yang sangat penting untuk Pep Guardiola di ManCity.
Jerman terkadang meminta pemain sayap mereka untuk masuk ke dalam posisi penyerang tengah untuk membantu mendominasi penguasaan bola, dan mungkin Low merasa hal tersebut masih belum cocok bagi Sane untuk melakukannya.
Axel Witsel (Belgia)
Roberto Martinez tidak memasukkan nama Radja Nainggolan dari skuad Piala Dunia, tetapi gelandang tengah Witsel terus menjadi Sorotan penting untuk Belgia meski bermain bersama Tianjin Quanjian di Cina. Pemain berusia 29 tahun membuat delapan penampilan dimulai dari kualifikasi.
Tidak ada keraguan untuk kualitas yang dimiliki Witsel dan ia juga berhasil membuat Juventus tertarik padanya sebelum dia pindah ke China. Beberapa Partai di ajang internasional sempat membuat Low kehilangan kepercayaan kepadanya, namun setelah dia mengambil keputusan yang kembali diberikan oleh pelatih maka dia memiliki kesempatan untuk membalas kepercayaan mereka di Rusia nanti.
