Soal Final Liga Champions 1998-1999, Matthaus: Bukan Perasaan yang Bagus

[ad_1]

JAKARTA – Kalah dengan cara dramatis tentu meninggalkan kesan yang buruk. Seperti itu pula yang dirasakan Lothar Matthaus di Stadion Camp Nou, Barcelona, pada Final Liga Champions 1998-1999 antara Bayern Munich vs Manchester United.

Betapa tidak, Bayern Munich sudah unggul 1-0 sejak menit keenam lewat tendangan bebas Mario Basler. Selama 84 menit setelahnya, anak asuh Ottmar Hitzfield mampu mempertahankan keunggulan. Akan tetapi, keunggulan tipis memang rentan untuk sirna dalam sekejap saja di dunia sepakbola.

Baca juga: Saran Lothar Matthaus agar Tercipta Timnas Indonesia yang Kuat

Gol Ole Gunnar Solskjaer di penghujung laga (Foto: Four Four Two)

Itu lah yang terjadi pada 26 Mei 1999 di Stadion Camp Nou. Man United mencetak dua gol hanya dalam waktu tiga menit injury time babak kedua. Ironisnya, Lothar Matthaus hanya bisa menyaksikan dengan raut tidak percaya dari bangku cadangan karena sudah ditarik keluar 10 menit sebelum laga berakhir.

Pria berkebangsaan Jerman itu mengakui kalau perasaannya sungguh tidak enak malam itu. Akan tetapi, sebagai pesepakbola, ia harus menghormati hasil akhir setelah Ole Gunnar Solskjaer yang sekarang menjadi Manajer Man United, membobol gawang Oliver Kahn.

“Bukan perasaan yang bagus buat saya, tetapi itu bagus buat para pemain Manchester United dan juga penggemarnya. Akan tetapi, Anda harus menghormati hasil akhir,” tutur Lothar Matthaus kepada Okezone pada acara Bundesliga Experience di Plaza Timur Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (16/11/2019).

“Kami berpikir semuanya ada di tangan sendiri untuk memenangi pertandingan, tetapi kami justru menyerahkannya begitu saja. Pada akhirnya kami harus mengucapkan selamat kepada Man United,” sambung pria berusia 58 tahun itu.

Lothar Matthaus mengaku menghormati hasil laga tersebut (Foto: Okezone)

Meski sudah memenangi Piala Dunia 1990 bersama Tim Nasional (Timnas) Jerman serta Piala Eropa 1980 ketika masih bernama Jerman Barat, karier Lothar Matthaus terasa kurang lengkap karena gagal memenangi Liga Champions. Padahal, trofi berbentuk kuping besar itu sudah berada sangat dekat dengan genggamannya pada 26 Mei 1999 malam di Camp Nou.

[ad_2]