Saat menghadapi Wolverhampton Wanderers terlihat jelas Manchester United minim pemain kreatif di sektor tengah. Setan Merah hanya punya seorang Paul Pogba sebagai kreator.
United butuh figur kuat di lini kedua. Pemain yang mampu memainkan tempo, penyodor umpan yang memanjakan para penyerang, dan agresif bergerak mengomandoi rekan-rekannya.
Hal itu tak bisa dilakukan seorang Pogba saja. Gelandang serang asal Prancis tersebut kuat dalam duel satu lawan satu, ia juga punya kemampuan menyodorkan umpan yang ciamik, namun ia bukan tipikal pemain yang bisa mengendalikan permainan.
Saat unggul satu gol atas Wolves, semestinya Man United memperlambat tempo permainan, mencegah pergerakan agresif pemain-pemain ofensif lawan untuk melakukan penetrase cepat ke jantung pertahanan. Hal itu tak bisa dilakukan dengan baik oleh United. Mereka terjebak untuk memainkan sepak bola tempo tinggi, yang cenderung terbuka.
Bicara soal pemain kreatif, stok gelandang gelandang yang dimiliki Manchester United, rata-rata karakternya sama, mereka tipikal seorang jangkar, kuat bertahan dan lemah saat melakukan build-up permainan menyerang. Mereka tentu tidak bisa berharap Scott McTominay, Nemanja Matic, dan Fred, mengkreasikan sesuatu yang mengejutkan lawan.
Andreas Pereira yang selama ini jadi pelapis Paul Pogba, belum matang benar permainannya sebagai playmaker.
Mengandalkan seorang Paul Pogba terus-menerus akan merepotkan Manchester United ke depannya. Sang pemain juga punya problem menjaga stabilitas permainan.